Filename | Pesona Senja di Kaimana |
Permission | DienarRobusta |
Author | enterdie |
Date and Time | Friday, June 07, 2013 |
Label | #Perjalanan |
Action |
Bagi pencinta tembang lawas era 1970-an, tentunya lagu “Senja di
Kaimana” yang dibawakan penyanyi Alfian sudah tak asing lagi di telinga.
Lagu yang menceritakan tentang keindahan senja di Kaimana, Papua Barat
itu membuat rasa penasaran siapa saja untuk menyaksikan langsung senja
saat berada di Kaimana. Kota Kaimana adalah sebuah kota pemekaran baru
di pantai selatan Tanah Papua. Kaimana dulunya adalah bagian dari pada
Kabupaten FakFak, namun pada tahun 2004 silam Kaimana di mekarkan menjadi
sebuah daerah administratif sendiri. Kaimana memiliki luas wilayah
18.500 km² dan berpenduduk sebanyak 26.703 jiwa (2000). Kaimana memiliki
begitu banyak potensi sumber daya alam. Yang paling membanggakan
masyarakat kaimana adalah fenomena alam Kaimana pada saat senja. Begitu
sangat indah sehingga kaimana dijuluki sebagai kota Senja. Kaimana
selain dikenal karena senjanya yang indah, Kaimana juga di kenal sebagai
Kerajaan Ikan, karena, memiliki 937 jenis ikan karang, termasuk 14-16
jenis baru dan endemis/khas Kaimana. Selain ikan, Kaimana juga memiliki
sekitar 492 jenis karang, termasuk 6 jenis baru yang juga endemis
Kaimana serta terdapat 27 jenis udang mantis, termasuk 3 spesies baru, 2
di antaranya endemis Kaimana. Hal lain yang menarik adalah, bahwa dalam
waktu sekitar 3 hari menyelam, dapat menemukan 16 ekor penyu hijau, dan
14 ekor penyu sisik serta dapat melihat rata-rata 6 penyu bertelur
dalam semalam.
Kota Kaimana, Papua Barat ternyata bukan hanya melegenda dengan lagunya
“Senja Di Kaimana”. Keindahan lautnya menyimpan sejuta pesona dan tak
akan bosan mata memandangnya. Objek wisatanya adalah Teluk Triton, Pasir
putih Buruway serta satu yang tak kalah menarik adalah adanya situs
kerangka Burung Garuda yang memiliki bentangan sayap sepanjang 6 meter,
kerangka tersebut terletak di kampung Namatota. Dari Kota Kaimana untuk
menuju Teluk Triton sangat mudah, hanya memerlukan waktu 1,5 jam. Bagi
pencinta wisata bahari, perjalanan ini tentunya sangat menyenangkan
melalui Tanjung Bicari yang bergelombang, Selat Erana yang saat ini
lebih dikenal dengan nama Selat Namatota, karena di situ terdapat Pulau
Namatota. Tampak sebuah gunung berbentuk ikan paus. Uniknya, pada
stalaktit gunung itu terdapat lukisan–lukisan yang menggambarkan
matahari, tangan manusia, dan juga tengkorak manusia. Oleh masyarakat di
sini, tempat ini dianggap sakral dan mereka tidak tahu pasti kapan
lukisan ini dibuat. Jadi pulau ini menyimpan banyak misteri. Tidak itu
saja, setiap pukul 08.00-12.00, bila kondisi cuaca bagus dan laut dalam
keadaan flat atau tenang, terdapat sekelompok ikan paus dan lumba-lumba
asyik mencari makan dan mereka sangat aktif bermain bersama kelompoknya.
Tempat ini dikatakan ‘restorannya’ ikan paus dan lumba–lumba, karena
tempat ini adalah fishing bank (bank ikan-red). Di sini, wisatawan juga
bisa melihat ikan mangiwang atau ikan yang lebih dikenal dengan nama hiu
bodoh. Disebut hiu bodoh karena ikan ini hanya berjalan di atas pasir
dengan siripnya dan makanannya hanya ebi (udang kecil).
Bagi penggemar diving dan snorkeling, tempat ini merupakan kawasan
wisata yang menarik. Karang–karang di Teluk Triton ini terkenal dengan
soft coral atau karang lunak. Berdasarkan hasil survei CI Kaimana,
ditemukan 868 jenis ikan karang, termasuk 10-14 jenis baru (10-13
endemik). Keanekaragaman hayatinya dapat terlihat dari jenis ikan karang
FakFak/Kaimana yang mencapai 959 spesies, bank heal seascape (BHS)
sebanyak 1.323 spesies, termasuk 24 yang endemik. Jenis karang
FakFak/Kaimana berjumlah 471 spesies, ditambah 16 spesies baru dan BHS
560 spesies. Jenis udang mantis FakFak/Kaimana ada 28 spesies dan BHS 57
spesies, termasuk delapan yang endemik, sedangkan berdasarkan coral
reef fish diversity index, diprediksi ada sekitar 1.194 jenis ikan
karang di areal Fakfak, Kaimana. Selain itu, juga ada 234 jenis ikan
karang yang biasanya menjadi target foodfish, komersial maupun
tradisional. Banyaknya biota laut dan jenis ikan ini membuat tempat ini
juga sangat cocok untuk arena memancing. Teluk Triton bukan hanya
menarik sebagai wisata bahari, tetapi juga wisata budaya perpaduan
budaya lokal dan luar. Banyak cerita dan legenda yang bisa didapat di
daerah ini, termasuk legenda tenggelamnya kapal China pada saat Dinasti
Ming. Kapal Inggris juga dikabarkan pernah tenggelam di wilayah ini.
Perjalanan lebih mengasyikkan jika melanjutkan ke Pulau Umbrom yang
banyak pasir putihnya. Jadi bila ingin berenang, mampir saja di Pulau
Umbrom. Untuk menjaga agar Teluk Triton dan laut di Perairan Kaimana
tetap lestari dan menjadi objek wisata laut, Pemerintah Daerah (Pemda)
Kaimana menetapkan luas wilayah laut 597.747 hektare yang dihitung
sejauh empat mil laut dari garis pantai laut terluar sebagai Kawasan
Konservasi Laut Daerah (KKLD). Sebuah konsep tentang pemanfaatan laut
yang teratur dan bertujuan untuk menjaga supaya kekayaan alam, terutama
laut dan sekitarnya tetap lestari dan terjaga sampai generasi anak cucu
kita nanti. Seperti slogan yang dicanangkan Kabupaten Kaimana untuk
menjaga kekayaan alamnya, yakni kalo bukan kitong sapa lagi, kalo bukan
sekarang kapan lagi?
Bila Anda ingin ke Kaimana dan ingin menyaksikan senja di sana,
pemandangan sebelum matahari terbenam itu dapat Anda saksikan di daerah
Coa pada bulan Agustus. Menurut warga Kaimana, pada bulan Agustus
keindahan senjanya biasanya sangat fantastis, langit Kaimana akan
berwarna merah. Uniknya, bentuk langitnya akan selalu berubah–ubah dan
tidak terpaku pada satu bentuk dan warna saja. Mau percaya atau tidak,
masyarakat Kaimana juga mempercayai sejumlah cerita, seperti cerita dari
Pulau Aiduma, di mana setiap hari Jumat tepat pukul 11.00 selalu muncul
serombongan ikan yang dipimpin ikan paus, kemudian diikuti lumba-lumba
dan serombongan ikan lainnya. Mereka akan menuju Pulau Namatota. Dahulu
ada Kerajaan Namatota yang penduduknya beragama Islam. Rombongan ikan
itu menuju Pulau Namatota untuk mengambil air wudlu.
NOTE :
Saat ini untuk mencapai Kaimana, dapat dilakukan melalui jalur laut dan
udara. Kapal Penumpang Ciremai dengan kapasitas 1500 penumpang berlayar
dari Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno Hatta
(Makassar), Baubau, Ambon, Banda, Tual, Kaimana, Fakfak dua kali dalam
sebulan. Sementara maskapai penerbangan yang singgah di Kaimana yaitu:
Lion (wings) air dengan pesawat ATR-72 pada hari: Selasa, Kamis, Sabtu
dan Minggu; Ekspress Air dengan pesawat Dornier Torbo Prop pada tiap
hari kecuali hari minggu; Merpati dengan Twin Otter pada hari Rabu dan
Sabtu; Trigana Air dengan Pesawat Twin Otter pada hari Selasa. Seluruh
penerbangan telah terkoneksi dengan pesawat berbadan lebar untuk
melanjutkan penerbangan ke kota-kota lain di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment