FILOSOFI RUMPUT

Aku rumput yang tumbuh bersama rumput-rumput lain taman kota.

Panas terik dan hujan aku tetap berdiri di sini.

Kadang dan seringkali aku tertidur karena diinjak mereka,

makhluk yang dianggap paling sempurna itu.

Lebih buruknya, aku diludahi mereka dan harus menunggu terik matahari supaya ludah ini mengering dan aku bisa berdiri kembali.

Plang-plang bertuliskan "DILARANG MENGINJAK RUMPUT" sangat tidak berguna.

Manusia memang bebal, mereka akan tetap menginjak dan meludahi aku walau papan itu ditancap di segala penjuru.

Kadang aku memikirkan betapa beruntungnya rumput-rumput yang tumbuh di hutan atau di mana pun yang tidak terjamah manusia.

Tidak lama kemudian rumput di sebelahku memanggilku dan mengajakku berbicara, kelihatannya rumput ini lebih dahulu tumbuh di taman ini.

"Nak, manusia hidup berjalan, mereka berjalan menginjak aspal, tanah, rumput dan di mana pun yang bisa mereka injak.

Meludah memang kebiasaan buruk mereka.

Setiap hari kau hanya marah kepada manusia.

Aku berkali-kali lebih sering diinjak dan diludahi manusia,

aku yang pernah seperti kau sampai aku diajak mengobrol dengan rumput lain yang sekarang sudah mati.

Dia bilang, rumput yang diinjak akan mati.

Rumput yang diludahi akan mati.

Rumput yang tinggal di hutan pun akan mati karena layu.

Kemudian dia memberitahuku agar kita sebagai rumput tidak diinjak dan diludahi manusia.

Kau mau tahu?"

"Ya, aku ingin tahu."

"Jawabannya: Jangan pernah tumbuh."

SINCE1999 of PHANTOM PLANET