Filename | Monyet dan Kepiting |
Permission | DienarRobusta |
Author | enterdie |
Date and Time | Tuesday, November 15, 2011 |
Label | Artikel| Dongeng |
Action |
TERBAIK MENURUT KITA, BELUM TENTU TERBAIK MENURUT ORANG.....
Di suatu pantai, hiduplah seekor kepiting, yang berteman akrab dengan seekor monyet.
Setiap hari si Monyet ke pantai dan mengobrol bersama si Kepiting.
Monyet selalu bercerita kepada Kepiting tentang asyiknya berada pada pohon yang tinggi sehingga bisa melihat alam yang indah, berayun-ayun sambil bermain di pohon, serta mendapatkan makanan yang enak-enak di atas pohon.
Lalu suatu hari Monyet berkata kepada Kepiting, " Kepiting, saya kasihan kepada kamu, karena kamu hanya bisa melihat air saja, dan tanah, kamu tidak pernah bisa melihat keindahan laut sesungguhnya dari atas pohon, dan menikmati makanan enak di atas sana. Bagaimana kalau hari ini saya akan bawa kamu ke atas pohon untuk menikmati alam ini"
Kepiting menjawab, "Terima kasih Monyet, tapi saya takut ketinggian, dan saya tidak bisa memanjat."
Lalu jawab sang Monyet, "Tidak apa, saya akan menggendongmu ke atas sebentar saja."
"Terima kasih Monyet, saya sudah senang dengan keadaan saya ini." tolak halus Sang Kepiting.
Namun sang Monyet terus memaksa, dan berjanji hanya sebentar saja,dan akhirnya sang Kepitingpun bersedia.
Lalu sang Monyet mengangkat Kepiting ke atas sebuah pohon kelapa yg tinggi, sehingga Kepiting dapat melihat alam lebih banyak.
Sang Monyet lalu turun dan segera mencari setandan pisang untuk dibawa ke atas pohon kelapa.
Setibanya sang Monyet di atas, kagetlah sang Monyet mendapati sang Kepiting telah berubah warna menjadi merah, dan mati karena kekeringan dan kepanasan.
Banyak hal yang kita pikir dalam melakukan kehidupan ini baik, dan kita sering memaksakan kehendak kita kepada orang lain karena merasa hal itu baik, namun akibat pemaksaan kita itu tak jarang justru apa yang kita rasa baik itu malah menimbulkan banyak masalah di dalam kehidupan ini.
Mari belajar memulai memperbaiki hidup ini dengan memikirkan secara bersama yang terbaik dan tidak memaksakan kehendak kita.
Kisah inspiratif yang mungkin sudah banyak di baca oleh orang orang, namun berapa banyak yang benar memaknai isi cerita diatas.
Keegoisan sepertinya sudah menjadi sifat utama manusia. semua inginnya sempurna tapi kadang kita lupa tidak ada yang sempurna, nyaris sempurnapun bahkan tak ada. Kisah diatas "mengganggu dan melukai ego" saya, dengan keegoisan diri dan juga target yang menurut saya masuk akal saya paksa orang untuk melakukannya. Padahal belum tentu target yang saya punya bisa juga dimasukkan jadi target orang lain.
0 komentar:
Post a Comment