Filename | Untuk Sopir Kereta Jenazah |
Permission | DienarRobusta |
Author | enterdie |
Date and Time | Wednesday, May 09, 2012 |
Label | Kehidupan| Note |
Action |
Seorang Sopir Jenazah,
Seperti apakah isi kepala mereka, kemanapun dia melajukan kereta tak lain tak bukan hanya kepiluan dari satu keluarga ke keluarga lainlah yang ia saksikan, begitu seramkah? Begitu tragiskah?
Hidup ini memang selalu pilu ya sepertinya wahai sopir penyeret kereta jenazah.
Aku selalu penasaran seperti apakah isi kepalamu itu? dari masa ke masa kau menyaksikan kepiluan dan selalu mempertahankan egomu yang bukan seorang pesakitan, ada kesan engkau seorang pesakitan, tapi mungkin egomu lebih mulia dari semua yang aku tahu hanya selintas, sepertinya engkau selalu mementingkan kewajibanmu tanpa pandang hakmu, mungkin...
Aku tahu dan sangat faham bahkan, belum tentu itu adalah kereta jenazah pribadimu, makanya aku tak juga heran manakala tarif kereta jenazahmu melambung tinggi, kadang malah isi pikiranku terlalu lancang akan keingintahuanku akan upah yang kau dapatkan, setinggi apakah upahmu? Aku pikir upahmu tidaklah semelambung mampu melebihi hasil korupsi para pejabat negara kita, tapi kalian para penderek kereta jenazah seakan ikut terkutuk akan tarif kereta jenazahmu yang terkesan semakin menambah beban para kerabat sang jenazah yang kau angkut. Di sisi lain, akupun paham bahwa engkau tidak mungkin cukup dibayar dengan 'terimakasih' bukan... ??, walaupun mungkin dikepalamu mungkin ada sedikit iba untuk memalak keluarga sang jenazah dengan tarif kereta jenazahmu.
heee.., sepertinya aku sedikit tertarik dengan isi kepalamu wahai sopir kereta jenazah, kapan kita bisa berbincang agar aku mampu belajar faham akan empati dan ego seorang anak manusia seutuhnya.
~km 57 deras hujan, jakarta - bandung, 7 mei 2012 ~
0 komentar:
Post a Comment